Pada tanggal 20 Juni 2012, Bidang Kesejahteraan dan Disiplin Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat telah melaksanakan Pembinaan Penanaman Sikap Mental, Disiplin, dan Jiwa Korsa PNSD Pemerintah Provinsi Jawa Barat, bertempat di Banyuresmi Kabupaten Garut.
Kepala Bidang Kesejahteraan dan Disiplin Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, H. Ateng Kusnandar Adisaputra, SH., MM, selaku penyelenggara melaporkan bahwa tujuan dari dalam Pembinaan Penanaman Sikap Mental, Disiplin, dan Jiwa Korsa PNSD Pemerintah Provinsi Jawa Barat adalah :
- Untuk membangun dan menanamkan jiwa kemandirian, kebersamaan dan disiplin PNSD Pemerintah Provinsi Jawa Barat;
- Untuk meningkatkan motivasi kerja dan pelayanan kepada masyarakat;
- Untuk meningkatkan semangat pengabdian dan ketulusan hati PNSD dalam melaksanakan tugas sebagai aparatur pemerintah dan abdi masyarakat.
Selanjutnya Kepala Bidang Kesejahteraan dan Disiplin Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, H. Ateng Kusnandar Adisaputra, SH., MM, menjelaskan peserta Pembinaan Penanaman Sikap Mental, Disiplin, dan Jiwa Korsa PNSD, diikuti oleh 40 (empat puluh) orang Pejabat Struktural Eselon IV dari Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat, sedangkan instruktur untuk kegiatan Pembinaan Penanaman Sikap Mental, Disiplin, dan Jiwa Korsa PNSD adalah dari Gerhana Outbond Provider.
Menurut H. Ateng Kusnandar Adisaputra, SH., MM, metoda yang digunakan dalam Pembinaan Penanaman Sikap Mental, Disiplin, dan Jiwa Korsa PNSD adalah : simulasi, diskusi, dan capasity building, dan dilaksanakan dalam bentuk outbond. Diharapkan melalui outbond ini akan melahirkan sosok PNSD yang memiliki kepekaan, kemandirian dan kerjasama.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, Dr. H. Muhamad Solihin, M.Si, sebelum melepas Peserta Pembinaan Penanaman Sikap Mental, Disiplin, dan Jiwa Korsa PNSD, memberikan sambutan dan arahan bahwa kegiatan pembekalan penanaman sikap mental disiplin dan jiwa korsa PNSD, merupakan salah bentuk konsistensi kita sebagai aparatur dalam menjalankan roda pemerintahan di Jawa Bbarat, agar memiliki jiwa kemandirian, kebersamaan dan disiplin yang berdimensi amaliyah, menyadari dan merasakan bahwa bekerja adalah bagian dari aktivitas diri manusia sebagai kholifah fil ard.
Selanjunya beliau menjelaskan disadari sepenuhnya, bahwa rutinitas pekerjaan sering membawa para pegawai pada suasana yang membosankan, semangat kerja berkurang, prestasipun menurun. bahkan tidak jarang muncul suasana kerja yang stressful (menekan). rutinitas juga sering menjadi akar persoalan menurunnya produktivitas kerja. oleh karenanya di sinilah perlu adanya keseimbangan antara intelegent quetions (IQ) dan emotional quetions (EQ), tidak hanya terus memupuk kepentingan IQ akantapi kebutuhan EQ pun harus diperhatikan.
Arahan lainnya dari H. Muhamad Solihin, M.Si adalah bahwa untuk menjaga keseimbangan antara IQ dan EQperlu dilakukan pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan, agar pegawai negeri sipil dalam melaksanakan tugas-tugasnya tidak merasa jenuh dan membosankan, sehingga pada gilirannya nanti kinerja, kedisiplinan dan kreativitas pegawai negeri sipil menjadi meningkat.
Kita maklumi bersama adanya opini yang berkembang di masyarakat, bahwa upaya peningkatan kinerja aparatur pemerintah baik dari sisi personal maupun kelembagaan, termasuk aspek kedisiplinan relatif sulit diwujudkan. hal ini karena upaya peningkatan kinerja dan mutu layanan pemerintah selalu dihadapkan pada sebuah kondisi “mental blok” birokrasi yang seolah-olah susah diubah. akan tetapi tindakan indisipliner aparatur pemerintah oleh sebagian kalangan telah dianggap sebagai sesuatu yang biasa, karena telah terbentuk dari kebiasaan sosial yang dilakukan berulang-ulang dan berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama.
Tentunya kondisi ini tidak patut dibiarkan. citra aparatur pemerintah haruslah dibangun dan dijaga dengan sebaik-baiknya, karena akan sulit bagi kita untuk membangun kebersamaan gerak dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, jika aparatur pemerintahnya tidak dipercaya, tidak berwibawa bahkan banyak dicela oleh masyarakat yang dilayaninya.
Apa yang kita lakukan hari ini melalui kegiatan pembekalan penanaman sikap mental disiplin dan jiwa korsa PNSD, merupakan sebuah ekspresi dari tekad kita bersama untuk terus menumbuhkan dan memelihara momentum perubahan dan perbaikan, yang ingin kita hadirkan dalam wajah dan proformance birokrasi pemerintah provinsi Jawa Barat saat ini dan kedepan.
Saya yakin kita semua mendambakan kultur birokrasi yang berdaya saing dan inovatif, yang terefleksi dalam sebuah iklim kerja yang berorientasi pada terbentuknya prilaku dan etos kerja yang tinggi, sejalan dengan tuntutan good governance yang digelorakan masyarakat global.
Namun betapapun hebatnya strategi, usaha dan model pendekatan yang dilakukan oleh pimpinan organisasi, baik pada leveltop management, middle management, maupun lower management, peningkatan kinerja aparatur dan organisasi tidak akan tercapai secara optimal tanpa tertanam dalam dirinya sikap mental disiplin dan jiwa korsa pegawai. hal ini penting dilaksanakan, karena tanpa adanya disiplin, kemandirian, kebersamaan dan tanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas, tujuan organisasi kita semakin jauh dari harapan, atau bahkan mengalami kemunduran.
Secara lebih jauh, kegiatan ini saya harapkan dapat melahirkan para pegawai pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai pelayan publik yang kredibel, kapabel, akuntabel dan tranparans, yang dalam bahasa agama dikenal dengan istilah shidiq (terpuji), fathonah (cakap), amanah (tanggung jawab), dan tabligh (transparan).